Alih Bahasa Zaenab Karimah
Sejak merebaknya wabah corona di Jerman banyak perdebatan mengenai profesi yang penting atau yang biasa disebut sistem relevan pada masa pandemi ini. Sampai saat ini pekerjaan mereka upahnya di bawah rata-rata dan kurang mendapat penghargaan dari masyarakat. Padahal ketika orang-orang di saat Corona Lockdown diwajibkan bekerja dari rumah dan menghindari kontak sosial, pekerja di sistem relevan ini dituntut untuk kontak langsung dengan orang, bahkan ke orang yang beresiko tertular virus Corona. Sekarang ini mereka disebut sebagai Pahlawan yang pantas mendapatkan penghargaan. Penulis kita kali ini adalah seorang siswi perawat yang bekerja di rumah panti jompo. Di artikel kali ini ia akan menceritakan pengalamannya di masa pandemi ini.
Pembaca yang tercinta,
Di artikel ini saya akan bercerita bagaimana Corona Virus mempengaruhi keseharian saya sebagai perawat di Rumah Panti Jompo. Selain itu saya juga akan menceritakan tentang protokol kesehatan dan bagaimana suasana di tempat kerja saya ini mempengaruhi para pekerja juga penghuni di panti jompo tempat saya bekerja. Untuk menjaga privasi saya, maka nama panti jompo tempat saya bekerja dirahasiakan.
Apa pengaruh coronavirus pada rumah panti jompo saya? Adakah pengaruhnya bagi tempat yang berada 20 KM dari pusat kota Munich selama pandemi? Betul! Tidak terlalu ada pengaruhnya. Menurut saya, hal tersebut merupakan salah satu keuntungan bagi kami. Pasalnya jarak tempat saya tinggal dan bekerja, agak jauh dari pusat kota Munich – walaupun kebanyakan yang tinggal di sini adalah keluarga dan lansia – Corona Virus tidak menyebar dengan cepat di tempat kami. Itulah salah satu yang saya syukuri dari rumah panti jompo kami. Sampai saat ini belum ada satupun kasus Corona di rumah panti jompo kami dan saya berharap akan terus seperti itu.
Kebanyakan penghuni di rumah panti jompo kami masuk ke dalam grup resiko tertular virus corona. Tetapi tersebut bukan masalah utama di tempat kami, masalah utama kami adalah kurangnya tenaga dan perlengkapan medis menjadi momok terbesar di tempat kami. Pada dua minggu pertama tidak ada pengiriman peralatan perlindungan medis. Hal tersebut membuat kami sangat berhati-hati dan berhemat dalam penggunaan peralatan perlindungan medis. Hal tersebut membuat kami menggunakan masker tidak kurang dari 16 Jam, seperti yang kalian tahu hal tersebut tidaklah sesuai standar medis.
Protokol kesehatan yang berlaku di tempat bekerja saya adalah :
- Menjaga jarak minimal 1,5 Meter berlaku untuk semuanya, Pekerja ke pekerja juga Penghuni di sini. Pengecualian hanya untuk pekerja yang memang dituntut untuk kontak langsung.
- Di dalam satu ruangan hanya diperbolehkan 2 Pekerja pada waktu bersamaan. Yang sangat mengganggu adalah kita jadi tidak bisa mengobrol ketika jam istirahat
- Tidak boleh menggunakan Lift. Saya jadi tidak perlu olahraga lagi ?
- 8 Jam wajib memakai masker. Sebelum pandemi Corona kami hanya diwajibkan memakai masker pada situasi tertentu. Percayalah, 8 Jam bekerja dengan masker sangat tidak menyenangkan!
- Pengunjung tidak lagi diperbolehkan. Pengecualian : ketika seseorang meninggal.
- Penyerahan shift yang biasa kami lakukan tidak diperbolehkan lagi. Padahal hal tersebut merupakan salah satu aspek terpenting ketika pergantian Shift. Biasanya kita mendiskusikan masalah bersama-sama untuk menemukan solusinya. Team tentunya saya merasa kehilangan akan hal tersebut.
- Cairan disinfeksi pada tangan? Lebih baik berlebih daripada kekurangan. Hal tersebut berlaku juga untuk sarung tangan dan perlengkapan APD. Sebelumnya kita hanya memakai APD apabila benar-benar dibutuhkan. Untuk penghuni yang mengidap penyakit infeksi terhadap bakteri, tentu saja kita harus mengenakan APD ketika membantu untuk membersihkan penghuni panti jompo secara berkala.
Dan bagaimana situasinya bekerja dengan protokol kesehatan diatas?
Dingin dan tidak nyaman! Manusia adalah makhluk sosial. Ketika seseorang tidak diperbolehkan untuk bersosialisasi secara normal, apalagi terus-teruskan diingatkan untuk menjaga jarak dan sebagainya, maka banyak yang menjadi marah atau stress. Tentu saja semuanya tergantung dari pribadi masing masing.
Apakah kehidupan Penghuni berubah?
Berubah drasits! Hampir 2 bulan pengunjung tidak diperbolehkan mengunjungi Panti Jompo. Para penghuninya merasa sangat kesepian. Mereka merindukan keluarganya. Tentu saja kami selalu mencoba mengalihkan pikiran para penghuni dengan kegiatan-kegiatan lain, namun tetap saja mereka kehilangan bagian terpenting dari hidup mereka yaitu kunjungan dari keluarga.
Nah sekarang kalian tahu bagaimana keseharian saya sebagai pekerja di panti jompo pada masa Corona. Di akhir artikel ini saya akan bertanya balik kepada kalian ‚ Apakah kalian juga sudah menjadi seorang pahlawan?‚
✌Tetap sehat dan optimis