Kali ini Ines dari Slovenia akan menceritakan pengalaman dan pemikirannya tentang Jerman pada kita. Ines sudah sejak 3 tahun tinggal di Jerman dan bekerja sebagai tukang pos di DHL.
Apakah kamu punya beberapa Klise yang kamu pernah dengar tentang Jerman sebelum kamu sampai di Jerman? dan pernakah kamu mengalaminya sendiri?
Sebelum aku tiba di Jerman aku pikir semua orang Jerman itu kaya. Waktu ibuku masih kecil, kami punya saudara yang tinggal di Jerman. Ketika mereka berkunjung ke Slovenia, saudaraku ini selalu membawa barang-barang yang tergolong mahal di Slovenia. Salah satunya adalah Kamera yang tidak dapat dibeli oleh orang-orang Slovenia dan termasuk barang mewah. Saudara ibuku ini juga selalu membawa pakaian atau permen sebagai hadiah. Oleh karena itu aku pikir orang Jerman itu kaya karena aku sering mendengar cerita seperti itu dari ibuku. Akan tetapi ketika aku di Jerman, aku mesti bilang hal itu tidak sepenuhnya benar. Orang-orang disini finansialnya hanya lebih bagus dari Slovenian.
Aku menyadari bahwa disini banyak orang mengendarai mobil bermerek seperti Mercedes dan BMW atau membeli benda-benda yang aku sendiri tidak mau menghamburkan uangku untuk hal-hal tersebut. Di Slovenia tidak banyak mobil bermerek. Tentunya ada juga Mercedes atau BMW tapi jika dibandingkan Jerman jumlahnya sangat sedikit. Di sana banyak mobil dari merek-merek yang tidak terlalu terkenal tapi kualitasnya juga bagus seperti Renault atau mobil lokal. Di Jerman banyak juga orang beli pakaian bermerek seperti Louis Vuitton, Channel, Rolex, Gucci. Tetapi aku mengakui bahwa keadaan finansial di Slovenia jauh lebih baik sekarang ini dibandingkan pada masa ibuku masih kecil. Sekarang orang Slovenia juga bisa membeli Kamera.
Saya juga dulu beranggapan kalau bahasa Jerman terdengar aggresif dan sulit dipelajari. Tapi semenjak aku bisa berbicara bahasa Jerman tidak terdengar aggresif lagi. Menurutku bahasa Jerman adalah bahasa yang indah. Akan tetapi bahasa Jerman masih sulit untukku. Bahasa Jerman juga memiliki kata yang unik dan panjang. Contohnya “Donaudampfschifffahrtsgesellschaftskapitän“, yang berarti Kapten Kapal Uap Usaha Dagang Donau.
Apa pengalaman berkesan pertama kamu di Jerman?
Pengalaman berkesan pertamaku di Jerman yang tidak akan aku lupakan adalah ketika aku di Stasiun kereta menuju kontrakanku. Jalanan menuju kontrakanku ini melalu desa kecil, padang rumput dan semuanya terlihat hijau. Di Slovenia juga hijau tapi pemandangan ini terasa berbeda seperti di dalam mimpi. Hari itu adalah hari minggu dan di Slovenia kami makan sup dengan daging sapi di hari minggu. Pemilik kontrakanku ternyata asalnya dari Slovenia juga, pada hari itu ia kebetulan memasak sup dengan daging sapi dan mengajakku makan. Seketika aku berasa seperti di rumah. Sangat indah.
Apa yang kamu sukai dari Jerman? Alam, Kultur atau kehidupan disini? Dan apa yang tidak kamu sukai?
Aku paling suka alam di sini. Di München banyak taman. Yang paling aku suka adalah melihat orang-orang berolah raga atau dengan keluarga mereka jalan-jalan di taman.
Aku suka karena dari sini bisa dengan cepat ke danau dan gunung.
Aku suka karena orang Jerman banyak mengendarai sepeda dan jalanan di sini bersih.
Aku suka karena mudahnya membuat janji dengan dokter secara online.
Aku berusaha berfikir dan mencari-cari apa yang aku tidak suka dari Jerman tapi sampai sekarang aku belum menemukannya.
Hal apa yang harus kamu biasakan di Jerman?
Beberapa aspek di Jerman dan Slovenia mirip, jadi aku tidak perlu membiasakan diri pada aspek-aspek tertentu di Jerman. Hal yang berbeda kebanyakan adalah hal-hal yang bagus. Maka dari itu tak perlu waktu panjang bagiku untuk membiasakan diri di Jerman. Contohnya gaji di Jerman cukup besar dan kendaraan umum di sini jauh lebih baik.
Apa kamu pernah mengalami kesalah pahaman di Jerman?
Aku rasa sampai sekarang aku belum pernah mengalaminya sendiri. Mungkin hal itu disebabkan karena jarak Jerman dan Slovenian tidak terlalu jauh.
Apakah kamu punya Frasa favorit dalam bahasa Jerman yang menurut kamu lucu?
Redewendungen habe ich nicht, aber ich liebe das Wort „Doch!“ und „Alter!“ zu benutzen. Besonders „Doch!“ Ich liebe, wie es klingt.
Untuk frasa sendiri tidak ada tapi aku menyukai penggunaan kata „Doch!“ dan „Alter!“ (Dibaca : alta, bahasa gaul seperti coy dalam dialek betawi). Apalagi „Doch!“ terdengar lucu.